Running Shoes

Senin, 09 Agustus 2010 di 01.11

Oh yeaaah!!! Let's talk a bit about me. Lately, I kinda interested in running. You know, running can help you improve your fitness and also performance in any kind of sport. My favorite is tennis which is mainly running, hopping, and twisting your body (haha). Back-to-basic training should helps you a lot.

Back to our topic now. I'd like a new pair of running shoes! Not that I want a fancier one, but simply because I don't have one! LOL. I've been googling candidates to be worn on my feet....but that 'lunar' thingy is pretty expensive..hahaha. Then I end up with this fancy-looking shoes, and it's red!! Aaha,,my fave color!

Take a look,

image courtesy of www.asicsamerica.com
Yes it is. It is ASICS® GEL-Speedstar® 4. Can be bought at around US$80. Kinda affordable and reasonable price for me(no wonder, it is a performance shoes). Hope we'll hit the road soon :)



Sabtu, 07 Agustus 2010 di 23.00

Topik kita kali ini adalah tentang...*ah, saya tidak tau kata yang tepat (kurangnya perbendaharaan kata)

Saya jadi ingin menulis ini setelah menonton liputan tentang suatu ormas yang cukup terkenal. Sebelumnya perlu saya perjelas, bahwa tulisan ini tidak bermaksud mengkritik atau menjelek-jelekkan suatu ormas, kelompok, komunitas, atau apapun itu lah. Hanya sebuah pemikiran saya yang naif dan dangkal.

Oke, yang kita bicarakan adalah tentang organisasi(sebut saja begitu. Ya karena lebih terstruktur dibanding  katakanlah kelompok) dalam artian luas. Organisasi harus punya visi, misi, landasan, tujuan, serta kegiatan yang jelas. Mungkin kita fokus ke yang namanya kegiatan(karena ini yang kita rasakan efeknya).

Segala bentuk kegiatan yang diadakan harus punya landasan yang jelas, termasuk dalam salah satu dari sekian banyak misi untuk mencapai visi. Tapi biasanya ada juga kegiatan yang adalah manifestasi kepedulian akan sesama. Tapi yang sering terjadi, terlihat, dan tertangkap media adalah kegiatan tersebut pada kenyataannya mungkin sesuai dengan misi, namun cara pelaksanaannya yang tidak mengenakkan dan malah menjatuhkan imej di mata masyarakat. Yang sangat saya sayangkan adalah ketika mengadakan kegiatan di tempat umum(atau menggunakan fasilitas umum baik sarana maupun prasarana), mereka cenderung tidak mengindahkan peraturan yang berlaku dan sah secara hukum. Mereka juga mungkin tidak memperdulikan orang lain yang membutuhkan fasilitas tersebut, misal jalan raya. Ketika mereka mengadakan kegiatan dengan memikirkan dampaknya pada orang-orang sekitar, maka organisasi mereka akan mendapat simpati serta dukungan lebih. Bukankah itu lebih baik ketimbang pamer kekuatan? Tidak usah disebut apa, tapi saya yakin pembaca pasti pernah melihat di televisi, atau bahkan menjadi korban kegiatan yang terasa egois tersebut.

Sering, organisasi-organisasi cenderung lebih memilih kegiatan yang sifatnya eksternal. Tidak ada yang salah, tapi ketika kualitas anggota terutama moral belum baik, maka akibatnya akan jadi seperti yang saya singgung di atas. Mungkin akan lebih baik ketika suatu organisasi memperkuat dan meningkatkan kualitas(terutama akhlak dan moral) para anggotanya. Bagi saya pribadi, diklat dan kaderisasi bagi para anggota adalah yang utama. Ketika internal suatu organisasi mulai dari pemimpin tertinggi sampai anggota sudah baik dan memahami peran masing-masing, saat itu organisasi tersebut akan mampu menjalankan fungsinya, dan berkegiatan(eksternal) dengan baik serta tentu saja mempertahankan eksistensinya. Pengurus harusnya khawatir akan hal ini karena anggota sebuah organisasi tentu membawa nama organisasinya, apalagi dalam kegiatan organisasi itu sendiri. Jika satu saja anggotanya berbuat yang merugikan atau tidak menyenangkan, boleh jadi nama organisasi dimana dia menjadi anggota di dalamnya akan ikut terbawa dan tercoreng namanya, yang saya yakin hal tersebut tidak diinginkan pengurus organisasi tersebut.

Sudah ngalor-ngidul tak jelas, saya rasa cukup ocehan saya. Sekali lagi saya tegaskan tulisan ini tidak bermaksud untuk menjelek-jelekkan organisasi tertentu. Menurut saya tulisan ini juga mungkin berlaku tidak hanya untuk organisasi. Mungkin sekolah anda, mungkin keluarga anda, atau mungkin diri anda sendiri (tentu saja dengan beberapa penyesuaian). Selesai.


~ Terima Kasih ~

All that glitter is not gold

Rabu, 04 Agustus 2010 di 23.01


Pernah bertemu orang-orang yang lebih baik daripada kamu dalam bermacam bidang? Selalu ingin menjadi seperti mereka? Sering berkata, "Damn! They made it look easy!"? Saya begitu.


Sebenarnya hal semacam ini terpikir saat naik kereta Senja Utama jurusan Semarang - Jakarta beberapa hari yang lalu(ditambah dengan cerita dari pakde saya). Bukan yang pertama kali naik kereta itu sih, tapi baru terpikir saja. Hahaha.

Saat berusaha untuk sesuatu, katakanlah tes atau semacamnya, sering saya mengatakan ke diri sendiri kalau usaha saya sudah cukup. Mungkin inilah letak permasalahan dalam diri saya. Sepanjang perjalanan di kereta, saya sedikit flashback kehidupan saya. Dibandingkan dengan kebanyakan orang yang ada di kereta tersebut, dibandingkan dengan teman-teman saya yang terbilang cemerlang dalam akademis maupun non-akademis, hidup saya jauh lebih santai, dan bisa dibilang usaha saya tidak ada apa-apanya dibanding mereka(baru sadar). Ini salah satu dari sekian banyak kekurangan dalam diri. Ini juga mungkin sebab semua pencapaian selama ini serba tanggung. Terkadang melihat teman yang lebih pandai, saya berkata "enak ya jadi lo". Ya, dan lagi-lagi muncullah peribahasa 'rumput tetangga selalu lebih hijau'. Kita tak tau apa yang dia lalui, usaha seperti apa yang dia lakukan untuk bisa jadi seperti itu. Tidak ada yang instan. Tidak ada yang gratis.

Inti dari tulisan ini adalah, selama ini saya kurang berusaha dalam mencapai sesuatu.




*doakan saya untuk bisa berubah dan berusaha sampai tetes darah penghabisan!!!